Perjalanan Karier "Sang Kiai Kontroversial" Gus Dur
Rabu, 30 Desember 2009 | 19:28 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Abdurrahman Wahid, presiden Indonesia periode 1999-2001 yang meninggal pada Rabu (30/12), adalah putera tokoh Nahdlatul Ulama, Wahid Hasyim. Presiden yang dikenal sebagai intelektual dan "kyai kontroversial" ini menjalani pendidikan tinggi di Mesir dan Irak. Dia kerap melontarkan komentar-komentar panas dari soal sepakbola Piala Dunia sampai isu pluralisme.
Soal komentar panasnya, misalnya, dia sempat menganjurkan umat Islam Indonesia mengganti sapaan "Assalamu alaikum" dengan "Selamat Pagi". Soal orang-orang yang berkukuh melakukan tindakan kekerasan untuk membela agama, dia juga berkomentar enteng. "Tuhan tidak perlu dibela."
Berikut ini perjalanan karier bekas presiden yang dulu juga hobi menjadi komentator sepak bola itu.
Nama:
Abdurrahaman Wahid
Tempat Tgl. Lahir:
Denanyar, Jombang, 4 Agustus 1940
Orang Tua:
Wahid Hasyim (Ayah), Solechah (Ibu)
Istri:
Sinta Nuriyah
Anak-anak:
Alisa Qotrunada
Zanuba Arifah
Anisa Hayatunufus
Inayah Wulandari
Pendidkan:
Pesantren Tambak Beras, Jombang (1959-1963)
Departemen Studi Islam dan Arab Tingkat Tinggi, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (1964-1966)
Fakultas Sastra, Universitas Baghdad (1966-1970)
Karir:
Pengajar dan Dekan Fakultas Ushuludin, Universitas Hasyim Anshari
Ketua Balai Seni Jakarta (1983-1985)
Pendiri dan pengasuh pesantren Ciganjur (1984-sekarang)
Ketua Umum PBNU (1984-1999)
Ketua Forum Demokrasi (1990)
Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994)
Anggota MPR (1999)
Presiden RI (20 Oktober 1999-24 Juli 2001)
Ketua Dewan Syuro PKB
NK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar