Kamis, 19 Maret 2009

Dari ajang Champios 2009

Italia Habis, Inggris Dominasi Liga Champions
Manchester United dengan gelandang Cristiano Ronaldo (tengah) sebagai ikonnya mewakili keperkasaan sepak bola Inggris di Liga Champions. Mereka menaklukkan tim terkuat Italia, Inter Milan.
Artikel Terkait:
KAMIS, 12/3/2009 | 05:57 WIB

KOMPAS.com - Tim-tim Inggris sekali lagi membuktikan keandalannya di ajang Liga Champions dengan mengalahkan klub-klub Italia. Empat wakil Inggris melaju ke perempat final sekaligus mendominasi separuh turnamen tersebut musim ini. 

Ketangguhan klub-klub Premier League atas tim-tim Serie A sebetulnya tidak hanya terjadi musim ini. Rivalitas kedua negara yang diawali sejak 1950-an menampilkan dominasi tim yang silih berganti. Pada awalnya, Italia lebih perkasa dibanding Inggris. Namun, menjelang abad milenium, peta kekuatan itu berputar haluan. 

Soal dominasi Inggris di Eropa, yang paling dekat dengan memori kita adalah duel tim Italia kontra Inggris pada musim lalu. Di babak perdelapan besar, seperti saat ini, dua dari tiga wakil Serie A bertemu tim Premier League. Hasilnya? Semua tim Negeri Pizza rontok. AC Milan yang memegang gelar juara bertahan waktu itu menyerah di tangan Arsenal. Adapun Inter Milan bertekuk lutut di hadapan runner-up sebelumnya, Liverpool. 

Hanya AS Roma yang tidak menghadapi wakil Inggris waktu itu dan mereka lolos ke perempat final musim 2006/07 itu. Dan, memang hanya Roma satu-satunya tim Italia yang tampil impresif di babak knock-out dengan menaklukkan Real Madrid (Spanyol). Namun, Roma toh akhirnya menyerah juga di tangan MU di delapan besar.

Tahun ini, semua tim Serie A harus berhadapan dengan tiga dari wakil Premier League. Setelah Fiorentina tak tahan melawan keganasan Eropa, Inter Milan harus meladeni juara bertahan Manchester United. Juventus menghadapi runner-up musim lalu, Chelsea, sementara Roma menantang Arsenal. 

Lagi-lagi tim Inggris terlalu perkasa. Inter tak mampu menjebol gawang MU sama sekali. Imbang tanpa gol di leg pertama, pimpinan Serie A itu kebobolan dua gol pada pertemuan kedua. Juventus baru bisa mencetak dua gol di kandang sendiri, tapi itu tak membantu "I Bianconeri" lepas dari adangan Chelsea. Hasil imbang 2-2 melemparkan Juve dari ajang bergengsi ini karena mereka kalah 1-0 di laga pertama. 

Roma pun setali tiga uang. Tak bikin gol di London, "I Giallorossi" mampu memaksa "The Gunners" melewati babak adu penalti di leg kedua setelah keduanya meraih skor agregat 1-1 di waktu normal. Sayang, di babak penentuan ini, Roma juga keok karena kalah 6-7. 

Melihat hasil itu, rasanya tak berlebihan jika menyebut Liga Champions musim ini kembali dikuasai tim Liga Inggris. Spanyol menguntit di belakang mereka dengan meloloskan dua wakil, Barcelona dan Villarreal. Selebihnya, "hanya" ada FC Porto (Portugal) dan Bayern Muenchen (Jerman). 

Akankah Inggris akan kembali menjuarai turnamen kali ini? Itu tak bisa dijawab sekarang. Melihat penampilan Barcelona musim ini, pantas jika pimpinan La Liga itu disebut sebagai calon kuat peraih trofi. Bayern juga tak boleh dipandang sebelah mata, apalagi mereka baru saja mencetak rekor fantastis, menang agregat 12-1 atas Sporting Lisbon. Villarreal dan Porto? Ingat, Villarreal pernah menyulitkan MU di fase grup dan meskipun berstatus tim kelas dua, dua tim ini bisa menjadi kuda hitam. 

Jadi, mari kita tunggu pentas ini hingga selesai untuk membuktikan apakah Inggris masih layak disebut memiliki liga terbaik saat ini. Waktunya belum tepat untuk menyebut tim-tim Inggris bakal mengulang sukses musim lalu, di mana tiga tim mereka lolos ke empat besar. Kita nantikan saja undian perempat final dulu untuk melihat seberapa seru kompetisi musim ini.

Tidak ada komentar: